Potret kondisi sosial di area terdampak bencana banjir luapan sungai Rongkong di Desa Lawewe, Jum’at (30/5/25).
Ketua Badan Pendiri LSM Jaringan Advokasi Pemberdayaan Masyarakat Pesisir Indonesia (Jari Indonesia) Andi Samsu Alam. (Poto ist.)
Makassar, Sulsel – Libasnews.co.id – Banjir Sungai Rongkong takterkendalikan, Akses pergerakan perekonomian masyarakat disejumlah Desa di Kecamatan Baebunta Selatan dan Malangke Barat lumpuh total.
Pantauan tim Libasnews.co.id disejumlah area di dua kecamatan, banjir akibat luapan sungai Rongkong sudah memasuki satu bulan masih merendam sejumlah desa padat penduduk.
Ironisnya, Pemerintah Daerah (Pemda) Lutra seakan kehabisan akal untuk memikirkan solusi, sementara Masyarakat disejumlah daerah terdampak banjir itu, hanya pasrah dalam genangan air hingga mencapai 150CM.
Atas kondisi masyarakat di daerah itu, memantik Ketua Badan Pendiri LSM Jaringan Advokasi Pemberdayaan Masyarakat Pesisir Indonesia (Jari Indonesia) Andi Samsu Alam, angkat bicara.
Potret kondisi sosial di Desa Lembang Lembang, Kecamatan Baebunta Selatan, Kabupaten Luwu Utara, Sulsel.
Andi Samsu Alam, ditemui di Makassar menyatakan, Pemda Lutra harus bertanggung jawab atas imbas pergerakan luapan air sungai Rongkong.
Ia juga mengingatkan. Bupati Lutra Indah Putri Indriani harus fokus memikirkan solusi atas kondisi masyarakat Lutra di seluruh wilayah terdampak banjir, dan menanggalkan kepentingan politik bertarung pada kontestasi pemilihan gubernur (Pilgub) Sulsel mendatang.
“Bupati Indah saat ini seharusnya lebih fokus memikirkan solusi bagi masyarakat yang terdampak banjir di wilayah Lutra. Bagaimanapun, hal ini adalah tanggung jawab moril sebagai pimpinan daerah Luwu Utara, ” ketus Bang Andi.
“Apapun kondisinya, Bupati Indah dan seluruh pemangku kepentingan, tidak boleh lepas tanggung-jawab. Ini sudah menyangkut keselamatan jiwa manusia,” imbuhnya.
“Kita sangat miris menyimak ruangan masyarakat didaerah terdampak banjit. Mereka menjerit dan tidak tau harus mengadu kepada siapa, hingga hijrah ke Dunia Maya,” ujarnya.
“Kita tidak dapat membayangkan dampak yang akan lebih massive yang bakal memantik arus pergerakan sosial dibalik derita yang dirasakan,” pungkasnya.