Malili, Libasnews.co.id-
Desakan penuntasan sejumlah kasus dugaan Korupsi penggunaan Dana Desa di Kabupaten Luwu Timur yang telah dilaporkan ke Mapolres Luwu Timur namun belum menemui titik terang, terus mendapat desakan dari aktivis LSM yang menjadi pelapor.
Desakan tersebut muncul akibat sikap penyidik yang dinilainya tidak kooperatif, bahkan terkesan menghindari pelapor setiap kali ingin mempertanyakan perkembangan Laporan yang mereka sampaikan sejak tahun 2018 lalu.
Arsad ketua DPC LPPM Indonesia kabupaten Luwu Timur yang menjadi pelapor dalam kasus dugaan korupsi pengadaan papan transparansi desa se-kabupaten Luwu Timur ini mengaku heran atas sikap aparat kepolisian yang terkesan setiap kali membahas soal laporan tersebut.
Anehnya, lanjut Arsad, antara penyidik, kasat reskrim dan Kapolres selaku penanggung jawab dalam penanganan kasus tersebut justru saling lempar tanggung jawab.
“Kalau penyidik ditanya, dia suruh temui pimpinannya. Giliran kasat dan Kapolres dihubungi, dia justru menyuruh untuk menemui penyidik. Inikan aneh,” ungkapnya.
Penyataan pelapor jika penyidik terkesan enggan memberikan pernyataan atas penanganan kasus dugaan korupsi tersebut pun tampak saat awak media ini mencoba menghubungi pihak kepolisian resort Luwu Timur via telepon selulernya.
Iptu Eli kendek, kasat Reskrim polres Luwu Timur saat dihubungi via pesan WhatsApp selasa,22/3/2021, belum memberikan tanggapan terkait perkembangan penanganan kasus tersebut.
Melalui pesan WhatsApp, perwira muda tersebut berkilah, saat itu dirinya sedang Vidcom.
“Ketemu pak Yakob, kami ada Vitcom,” jawab Eli kendek melalui pesan WhatsAppnya.
Aiptu Yakob Lili, kepala unit tindak pidana korupsi yang menangani kasus tersebut pun tak memberikan tanggapan.
Pesan WhatsApp yang dilayangkan pun tidak dijawab.
Hal serupa pun terjadi saat AKBP Indratmoko S.ik yang kini menjabat sebagai kapolres Luwu Timur dihubungi via telepon selulernya.
Hingga berita ini ditayangkan pesan via WhatsApp, kapolres Luwu Timur belum memberikan jawaban. (AR)
